Mengunjungi Pasar Terapung di Sungai Barito

by 23.15 0 komentar
Pasar terapung merupakan salah satu obyek wisata andalan di Banjarmasin karena hampir setiap hari wisatawan baik dalam maupun luar negeri selalu menyempatkan untuk datang ke lokasi tersebut.

Muslim, salah seorang pemilik kapal menyebutkan, hampir setiap hari rata-rata 100 orang turis yang datang ke pasar terapung.

Umumnya mereka sangat menikmati perjalanan wisata tersebut karena selain ke pasar terapung, wisatawan juga menikmati kehidupan masyarakat yang berada di sepanjang daerah aliran sungai yang rumahnya semua terbuat dari kayu.http://beta.kidnesia.com/var/gramedia/storage/images/kidnesia/potret-negeriku/gallery/pasar-terapung-lok-baintan/8052945-1-ind-ID/Pasar-Terapung-Lok-Baintan_kidnesiathumb630.jpg

Yang menjadi pertanyaan wisatawan, meskipun terbuat dari kayu, namun rumah tersebut sangat kokoh dan kayunya tidak lapuk.

Menurut Muslim, kayu yang digunakan untuk rumah tersebut merupakan kayu jenis ulin, sehingga semakin lama terendam akan semakin kuat.

Dalam perjalanan di Sungai Barito tersebut pengunjung juga bisa mengunjungi tempat yang tidak kalah uniknya dari pasar terapung itu sendiri, yaitu Pulau Kembang.

Pulau yang berada di tengah Sungai Barito itu ditumbuhi pohon khas Kalimantan dan dihuni kawanan monyet ekor panjang dan bekantan (moyet hidung mancung).

Sampai di dermaga Pulau Kembang, para pengunjung langsung disambut monyet ekor panjang yang biasanya mengincar makanan. Sepertinya kawanan monyet tersebut mengetahui para pengunjung membawa makanan, seperti pisang, sehingga binatang ekor panjang itu langsung berkumpul di dermaga ketika ada tamu yang datang.

Namun, dari sekian banyak monyet ekor panjang, tidak satu pun monyet bekantan berada di situ.


KOMPAS/ADI SUCIPTO Seekor bekantan (Nasalis larvatus) bertengger di dahan di Pulau Bukut, delta di tengah sungai Barito yang ada di bawah jembatan Barito, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan Sabtu (26/5/2013). Dari atas jembatan atau dari perahu klothok bisa disaksikan bekantan berloncatan dari dahan ke dahan.
Menurut Dian, pengelola pulau tersebut, di hutan ini masih terdapat antara 20 hingga 30 ekor bekantan, namun kawanan monyet hidung mancung itu tidak suka keluar ke pinggir hutan.

"Tingkah laku bekantan sangat berbeda dengan monyet ekor panjang. Bekantan punya sifat malu. Jadi kalau banyak orang monyet itu tidak mau keluar," katanya.

Untuk masuk ke kawasan pulau tersebut, pengunjung harus membayar, untuk turis domestik hanya Rp 5.000 sedangkan turis asing Rp 25.000 per orang.

Mansyursyah, salah seorang pengunjung menyampaikan, seharusnya pemerintah setempat harus merawat lokasi ini, dengan menambah fasilitas pendukung yang memadai, sehingga wisatawan yang datang bisa menikmatinya. "Ini merupakan aset daerah yang harus dipertahankan," katanya.

sumber by :  http://travel.kompas.com/read/2013/09/20/0750435/Mengunjungi.Pasar.Terapung.di.Sungai.Barito

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar